Sastra Untuk Kemanusiaan


Ekskavasi – Menggali Lirik, Menemukan Puisi

Kapan saya mulai menerjemahkan lagu? Seingat saya, pertama kali saya menerjemahkan lagu adalah pada tahun 2006 atau 2007-an, ketika saya bekerja kantoran sebagai penerjemah situs web sebuah universitas di Malang. Setiap sore, setelah semua pekerjaan untuk hari itu selesai, saya punya waktu luang sekitar satu jam. Internet berlimpah. Waktu menganggur itu saya gunakan untuk berkomunitas virtual (yahoogroups) di Apresiasi Sastra. Di situ kami berdiskusi tentang karya-karya sastra para anggota, berdiskusi tentang karya-karya besar, sampai menggosip urusan sastra, dan tentunya saling pukul lewat postingan (semacam embrio dari twitwar lah). Dalam lingkungan yang sangat dinamis dan terbuka itu, saya mencoba memberanikan diri mengirimkan satu dua postingan terjemahan lagu. Salah satu di antaranya adalah terjemahan atas “Buffalo Soldier” karya Bob Marley.

Kenapa harus menerjemahkan lagu? Saya sendiri kurang jelas apa yang mendasari perbuatan saya itu. Memungkinan, alasannya tidak jauh-jauh dari keinginan untuk memahami teks lebih jauh dari biasanya. Setiap teks yang bagus, saya yakin, memiliki lapis-lapis maknanya sendiri yang hanya bisa diapreasiasi dengan semestinya
kalau kita melakukan pembacaan teliti (close reading). Pembacaan sekilas—apalagi hanya melalui pendengaran—tidak akan bisa menyingkap potensi teks tersebut secara maksimal. Dan tidak ada close reading yang lebih teliti daripada proses penerjemahan, itu menurut saya. Alasannya sederhana saja: karena dalam proses penerjemahan, si
penerjemah dituntut tidak hanya untuk memahami elemen-elemen linguistik sebuah teks, tapi juga untuk merekonstruksi elemen-elemen linguistik itu dalam bahasa lain yang juga kira-kira bisa dipahami oleh orang lain. Kira-kira, itulah sebabnya kenapa menerjemahkan lagu sangat penting dan mengasyikkan bagi orang yang menyukai musik. Di situ, penerjemahan lagi “Buffalo Soldier” mengasyikkan karena saya harus mencoba memahami apa maksud dari istilah “prajurit kebo” di situ dan hubungannya dengan Bob Marley dan orang-orang keturunan
Afrika di daratan “Amerika.”

Prakata: Ekskavasi Puisi

 

[UNDUH] EKSKAVASI

share on
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Pelangi Sastra Malang sebagai “Terminal” Sastra di kota Malang memiliki program-program dalam bidang kesusastraan di antaranya: mendokumentasikan karya-karya sastra yang lahir di kota Malang dan sekitarnya.

Setiap orang dapat berkontribusi dengan mengirimkan arsip karya sastra berupa cerpen, puisi maupun esai dengan kriteria sebagai berikut:

  1. Karya tersebut dari warga asli Malang atau warga luar Malang yang sedang berdomisili di Malang
  2. Karya tersebut telah dimuat di media massa, media daring, majalah, buku, maupun telah dibahas dalam sebuah forum/acara terbuka
    Karya dikirimkan melalui alamat surel [email protected] dengan subjek cerpen/puisi/esai

Karya tersebut akan kami arsipkan secara digital di website https://pelangisastramalang.org

Griya Buku Pelangi adalah Toko Buku yang menyediakan berbagai kebutuhan buku Anda. Banyak pilihan yang kami terbitkan baik dari buku pendidikan dan kesastraan. Untuk pembelian bisa melalui online di Marketplace kami atau kontak kami melalui aplikasi chat yang tersedia.