Sastra Untuk Kemanusiaan


Puisi-Puisi Nanang Suryadi; Dari Lukisan Maruto

NAMA YANG TAK HENDAK DIHAPUS

dari ingatan: ancaman bola-bola api, roda-roda waktu
nama yang tetap kekal dalam ingatan

nama yang tak hendak dihapus
bahkan oleh jemarimu

(inspirasi: Killing The Name.2005 : Conte on paper : 50 cm X 50 cm)

 

DI DALAM MATA YANG MENYIMPAN RAHASIA

mata yang selapang sunyi, mata yang menyimpan rahasia-rahasia
terpejamlah: kanak-kanak menggeliat, kanak-kanak tertidur,
kanak-kanak meronta, kanak-kanak menangis

mata yang seluas sunyi, mata yang menyimpan rahasia-rahasia
terpejamlah: setitik api menyala, menerang di kehidupanmu

(inspirasi: In My Eyes 2004 – 32 x 36 cm – conte di kertas)

 

BELENGGU

harap dan keinginan malah membelenggumu
belenggu tak habis-habis melilit

hingga hidup menjadi kian sulit

(inspirasi: TERIKAT KERAGUAN – 2005 – 79 x 109 cm – conte di kertas)

 

TANGAN SIAPA MENABUR

tangan siapa menabur
benih kebaikan atau benih kejahatan

serupa ikan, berbiak

tangan siapa menabur
benih kematian atau benih kehidupan

serupa ikan, beranakpinak

tangan siapa menabur,
benih yang kelak tumbuh

di laut kehidupan

(inspirasi: Sang Penabur.2010 – 131 cm x 215 cm – cont diatas kanvas.)

 

DI KEDALAMAN LAUT RAHASIA

siapa sanggup membaca,
tanda-tanda di kedalaman laut rahasia

ikan-ikan yang buta matanya,
tapi tidak mata hatinya

tanyakan, pada dirimu sendiri
yang menyimpan kedalaman laut rahasia

di dalam bintik hitam mata

(inspirasi: Saat luka bencana datang.2005 – 79 cm x 109 cm – conte diatas kertas)

 

GEDUNG-GEDUNG YANG MENJALAR DI KOTAMU

gedung-gedung yang menjalar menjulang di kotamu
menyimpan rahasia kanak-kanak yang tak usai menghisap puting waktu

kanak-kanak bermimpi menjadi pahlawan menaklukkan para zombie
mereka mengenakan baju kura-kura ninja, ultraman dan power ranger

gedung-gedungmu menyimpan keluh juga lenguh
yang disembunyikan dari mata kanak,

kanak yang terasing di rongga gelap
kanak-kanak belajar membaca lumut, membaca batu-batu,
membaca bau comberan sambil menari sambil menyanyi:
kotaku yang kucinta, pujaan hatiku….

gedung-gedung menjalar,
gedung-gedung yang menyimpan kisah airmata dan darah

kotamu

(inspirasi: produk urban.2007 – 50 cm x 70 cm – conte di kertas)

 

LINGGA MENYALA API

api menyala di ujung lingga,
menerang di rahim waktu

engkau ingin berdiam di situ,
di urat gurat sejarah aliran darah

lingga menyala api, menyala seluas rahim waktu
engkau ingin berdiang di situ, meniti alir darah

sebiji sel tumbuh,
menjelma meminta kehidupan

(inspirasi: Persembahan.2012 – conte di kertas – 34 cm x 39 cm)

 

LELAKI LELAH TENGADAH KE LANGIT 

lelaki lelah tengadah ke langit, matanya terpejam,
dadanya mempuing bara api

lelaki lelah bersayap patah menengadah,
menadah pasrah

ujarnya:
“inilah hidupku
inilah takdirku

jadilah, apa yang hendak terjadi”

(inspirasi: Beban Kebaikan.2012 – conte di kertas – 29 cm X 41 cm)

 

IKAN YANG KAU PANCING ITU SUATU KETIKA MEMANCINGMU  

ikan yang kau pancing itu, suatu ketika memancingmu kembali
satu ekor ikan, dua ekor ikan, tiga ekor ikan

mereka berlomba memancingmu, memancing ingatan nama-nama
lihatlah, di ujung runcing kait pancing ada nasib siapa terpancing?

(inspirasi: 3 ikan. 2006 – 42 cm x 50 cm – conte di kertas)

 

SUARAKAN SEBENAR-BENAR SUARA

lengking dari jiwa
hati yang mungkin telah mengeras batu

suarakan sebenar-benar suara

dari gua-gua gelap
lengking suara bergema-gema

di dalam ruang dada

(inspirasi: Akal Yang Tanpa Hati 2012 – pen diatas kertas – 33.5 cm X 21.5 cm)

 

DOA ILALANG API

terimalah doaku,

doa yang dihantarkan angin,
doa yang menjilat-jilat langit

aku fana, engkau abadi

(inspirasi: Lirih Api Berdoa 2012 – pen diatas kertas – 39.5 cm x 54.5 cm)

 

DAUN-DAUN LURUH

jatuh,
di tanah yang menerima segala lelah

jatuh,
di bumi yang selalu tabah

jatuh,
di hariba cinta yang tak mengenal lelah

(inspirasi: Rindu Wajah Gelap.2013 – conte di kertas – 29 cm X 41 cm)

 

DIALOG TANPA KATA

mata kita saling menatap

riwayat yang telah saling dimengerti

luka-luka sejarah manusia

(inspirasi: Dialog.2003 – conte di atas kertas – 34 cm X 39 cm)

 

DARI DADA YANG DIDUGA KOSONG

dari dada yang diduga kosong
berhamburan burung-burung jiwa
memburumu dengan tanya

tanya berjawab tanya
burung-burung jiwa memekik di langit suwung

dari dada yang disangka kosong
berlesatan burung-burung kata
memburumu dengan tanya

segala tanya menemu
kesunyian kembali

(inspirasi: Tercekik kekosongan.2013 – conte di kertas – 29 cm X 41 cm)

share on
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Pelangi Sastra Malang sebagai “Terminal” Sastra di kota Malang memiliki program-program dalam bidang kesusastraan di antaranya: mendokumentasikan karya-karya sastra yang lahir di kota Malang dan sekitarnya.

Setiap orang dapat berkontribusi dengan mengirimkan arsip karya sastra berupa cerpen, puisi maupun esai dengan kriteria sebagai berikut:

  1. Karya tersebut dari warga asli Malang atau warga luar Malang yang sedang berdomisili di Malang
  2. Karya tersebut telah dimuat di media massa, media daring, majalah, buku, maupun telah dibahas dalam sebuah forum/acara terbuka
    Karya dikirimkan melalui alamat surel [email protected] dengan subjek cerpen/puisi/esai

Karya tersebut akan kami arsipkan secara digital di website https://pelangisastramalang.org

Griya Buku Pelangi adalah Toko Buku yang menyediakan berbagai kebutuhan buku Anda. Banyak pilihan yang kami terbitkan baik dari buku pendidikan dan kesastraan. Untuk pembelian bisa melalui online di Marketplace kami atau kontak kami melalui aplikasi chat yang tersedia.