RACUN TIKUS
Boleh kau suatu hari
Bertandang ke petak terakhir
Dekat waduk bikinan lurah
Om Gabriel dan
Usi Ta’neo
Tentu menebar racun di situ
Buat kau pengerat padi
Dan jagoan hutan
Dan babi lupa pulang
Yang mengkhianati Tuannya
Ini obat pelemas
Dari ujung akar cendana
Pucuk pertama pepaya
Kulit pohon lontar
Rumah lebah hutan
Dan jampi mantri kerajaan Insana
Agar tak lincah kau berlari
Agar tak kuat kau bernapas
“Hanya sebatang padi, Tuanku
Untuk lima biji mata
Dan istri yang mengandung”
Tapi anak kami banyak
Yang sulung mau jadi pastor
Yang bungsu belum jua merangkak
Tapi kau tak berbalas lagu
Pada orang dengan pentung
Maka larilah kau, Tuan
Sekencangnya larilah
(2014)
PESAN KAKEK
Datanglah di musim penghujan, Emanuel
Usai ibumu membakar almanak dan
Ayahmu mengerami kalong
Padang hijau berembun
Sapi tambun menari
Kunang-kunang menyanyikan lagu tidur
Bagi laki-laki yang mencintai malam
Dan di puncak bukit itu
Tak ada yang lebih lembut daripada
Sabda pejantan yang tak kita pelihara
Dan beberapa pesta dansa
Bagi makan malam ksatria
Kau boleh membakar singkongmu sendiri
Atau percaya pada cita-cita dan
Apa pun yang tak pernah dituliskan Tuhan
Ia menandai kalender
Dengan lagu natal dan darah anak domba
Sebab mimpinya kerap setandus ladang
Sedang hujan terlalu cepat pergi
Dari sabana
Yang menyediakan tempat tinggal
(Malang, 2014)
Pernah dimuat di Koran Tempo pada edisi 14 Desember 2014