
Membaca Takdir yang Tenggelam
“Esai-esai alm. Fahrudin ini nggapleki. Ibarat petualang, ia terbang ke berbagai khazanah dunia, lalu kembali ke bumi asal dengan membawa persoalan. Nggathelinya, ia tidak mewariskan solusi, tapi sekian pertanyaan dan sejumlah kegelisahan yang semakin relevan untuk ditungkuslumusi ketika kehidupan sastra, seni, dan budaya terancam senjakala.” – Mashuri, pegandrung dangdut