
Seks dan nasib urban menyatu membentuk lingkaran kemalangan yang nikmat hingga menimbulkan kekaguman tertentu akan perjuangan masyarakat kota, yang beberapa di antaranya terasing dari kesadarannya sendiri, untuk memperoleh kesenangan sebagai kompensasi atas anomie. Kenikmatan yang diperoleh dari gubuk pinggir sungai memiliki fungsi yang tidak bisa disepelekan bagi mereka yang sumber daya ekonominya hanya cukup untuk makan sehari-hari. persebadanan instan dan singkat dibahasakan dengan singkat seakan-akan penyair pernah terlibat langsung. Eksposisi semacam ini tidak akan bisa disajikan apabila kesadaran peristiwa tidak pernah mengalami keserentakan, dengan kata lain, penyair merupakan salah seorang partisipan. Proses kreatif yang primitif dan murni seperti lukisan gua yang menceritakan apa yang terjadi saat itu sebagaimana si pelukis sekaligus hadir, itulah tipe artikulasi yang dipilih beberapa puisi dalam antologi ini. Penyair bukanlah pengamat, melainkan subjek yang dalam kondisi orbital sambil terus menyinari buminya meski peristiwa yang terjadi di atasnya nampak dangkal.
Kitab Syair Dianjuk Jaran
Penulis: Indra Tjahyadi
Penerbit: CV. Pelangi Sastra
Editor: Nanda Alifya Rahma
Desain COver dan Isi: Petik Studio
Cetakan Pertama, 2024
12x 18 cm; vii + 54 hal.
Harga: Rp50.000
Pemesanan: 08989070007