“Afrizal Malna memang sosok absurd dengan konsepsinya yang acak. Ia dan Wahyu merupakan penyair fenomenal di kurun 80-90an ini, adanya dua idiomatik serta bentukan ujaran lirik banyak diikuti oleh banyak penyair yang ada.”
(Umbu Landu Paranggi, sastrawan)
“Wahyu adalah orang yang sangat total dalam berpuisi atau menjadi seorang penyair. Pernah saya bilang pada suatu hari, kenapa kamu memilih menjadi penyair? Penyair itu enggak ada duitnya, hidupnya susah. Tapi, dia hanya ketawa. Kalau di rumah tangga hanya mengandalkan honor puisi, gak cukup untuk kebutuhan hidup, saya bilang begitu. Lalu dia bilang ke saya, kamu yang sabar, kalau kuat menjadi istrinya penyair itu nanti masuk surga.”
(Dewi, istri Wahyu Prasetya)
“Demi mencintai puisi, demi mencintai keindahan. Ia pernah mengalami proses mabuk, badannya penuh tato, kemudia tatonya dihapus dengan setrika atau begitu rupa. Saya kira itu adalah proses yang hebat.”
(Djoko Saryono, Guru Besar Universitas Negeri Malang)
“Wahyu punya kebiasaan setiap hari menulis puisi. Itu melatih untuk kesetiaan menulis, refleks estetika, refleks puitika. Eksplorasi Ia lakukan terus menerus.”
(Tengsoe Tjahjono, penyair, pengajar di Universitas Negeri Surabaya)
“Wahyu jika sedang menulis puisi, Ia langsung berhadapan dengan mesin ketik manual. Begitu menghadapi mesin ketik, jarinya langsung bergerak, lalu jadilah berapa-puluh puisi. Bukan dalam arti puisi yang instan, akan tetapi ini artinya pengungkapan dari pengendapan yang lama dari pengalaman-pengalaman yang telah hadir dari dalam dirinya dan muncul di dalam puisinya.”
(Nanang Suryadi, penyair, pengajar di Universitas Brawijaya)
Judul: Wahyu Menulis Puisi | Penulis: Wahyu Prasetya
Tahun: 2019 | Penerbit: Pelangi Sastra
Kategori: Kumpulan Puisi | ISBN: 978-602-5410-82-6
Jumlah Halaman: xx + 352 hal | Jenis Sampul: Softcover | Jenis Kertas: Bookpaper
Harga: Rp100,000
Info pemesanan & reseller:
0823 4858 2030 (SMS) 0895 3668 9799 0 (Whatsapp)