Sastra Untuk Kemanusiaan


Puisi-Puisi Pramodana; Masuk Pagi Untuk Belajar di Sekolah

Sumber: Betsy Semple

Masuk Pagi Untuk Belajar di Sekolah

Setiap pagi, aku berangkat ke sekolah dan kuanggap mereka
terkadang rumah sendiri, terkadang surga
terkadang sebatas bangku dan meja yang tidak berpemilik

Setiap saat aku mengolah segala ide dan pemikiran logis, tentang setiap analogi sebelum guru datang lagi dan pagi menurutku hilang lagi
Mengenai sekolah, kelas, uks, meja, bangku, foto presiden, lapangan, tribun, kolam, gazebo, ruang guru, tata usaha, ruang kepala sekolah, ruang komite, laboratorium kimia, laboratorium biologi, laboratorium sosial, kantin, koperasi, masjid dan tempat parkir

Siapa yang tidak sudi tentang studi dengan simpulan :
Surga itu yang senyap
di malam hari

 

Pongah

Kursi panjang di depan kelas, Pohon-pohon berdaun lebat, cahaya matahari menembus perlahan ke matamu, Aku berjalan pelan dan jarum jam lambat. Beruntung tidak hujan.
Kamu pongah seperti hilang dalam
riuh namaku yang pendek
untuk cerita yang panjang

 

Radio di Asrama

Di dalam asrama hiburanku hanya radio, koran, dan teman gundul karena hukuman. Disini tidak ada asmara kecuali bagi yang telah merasa dewasa

Saat malam, teman gundul sudah lelap, koran tidak lagi hangat, yang  tersisa radio dengan sisa tenaga penyiar. Membacakan salam, memutar lagu kenangan, lantas mengucap perpisahan

Aku adalah pendengar yang mengirim salam, meminta lagu untuk mengenang hari, dan menjawab salam terakhir supaya tiada ganjil.

Lekas bertemu esok pagi, lalu saling salam kembali

 

Sajak yang Diberikan Sesaat Sebelum Pulang

Akhirnya kau hilang, kau meninggalkan aku -dan kenangan kini satu-satunya masa depan yang tersisa – Aan Mansyur

Kita akhirnya pulang, kau merasa hilang diantara lalu lalang yang tidak segera berlalu, kau ingin lekas lepas dari tiap yang penuh ingat seperti tempat,  suasana, dan waktu
Entahlah jika telah berusaha kau anggap antah berantah

Kita akhirnya pulang, kau akan sibuk mencari jalan kembali untuk kau hindari dan memilih tersesat, kau menyukai kebingungan yang ku bangun diatas setapak yang tidak berujung, itukah rindu ?

Kau bersembunyi tapi selalu membunyikan suara supaya aku berusaha mencari ciri dari dirimu, kau akan tertawa kecil karena bahagia. Aku ingin mengajak kau kembali ke rantau dan menyelesaikan

Kita akhirnya pulang, hanya aku yang tidak tahu kapan kau akan kembali
jangan lama-lama
kau yang rindu dipucuk, kau yang rantau dipeluk

share on
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

baca juga yang lain

Pelangi Sastra Malang sebagai “Terminal” Sastra di kota Malang memiliki program-program dalam bidang kesusastraan di antaranya: mendokumentasikan karya-karya sastra yang lahir di kota Malang dan sekitarnya.

Setiap orang dapat berkontribusi dengan mengirimkan arsip karya sastra berupa cerpen, puisi maupun esai dengan kriteria sebagai berikut:

  1. Karya tersebut dari warga asli Malang atau warga luar Malang yang sedang berdomisili di Malang
  2. Karya tersebut telah dimuat di media massa, media daring, majalah, buku, maupun telah dibahas dalam sebuah forum/acara terbuka
    Karya dikirimkan melalui alamat surel [email protected] dengan subjek cerpen/puisi/esai

Karya tersebut akan kami arsipkan secara digital di website https://pelangisastramalang.org

Griya Buku Pelangi adalah Toko Buku yang menyediakan berbagai kebutuhan buku Anda. Banyak pilihan yang kami terbitkan baik dari buku pendidikan dan kesastraan. Untuk pembelian bisa melalui online di Marketplace kami atau kontak kami melalui aplikasi chat yang tersedia.